Cerita Pedagang Nasi Timbel dan Seblak Rasakan Manfaat Banpres Produktif
Aktor usaha mikro di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Ayum (60) betul-betul rasakan faedah dari Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta untuk keberlangsungan upayanya.
Wanita berumur 60 tahun ini semenjak 2003 buka usaha warung nasi timbel. "Untuk saya, Banpres Produktif benar-benar berguna, dan dipakai selaku modal untuk mengawali usaha kembali lagi," kata Ayum, Minggu (6/12/2020).
Dia akui, pemasaran setiap hari masih konstan hingga saat ini, sebab tempat berjualannya di seputar tempat kantor Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian, Kabupaten Subang, yang lumayan ramai.
"Saat ini peroleh hasil dari berjualan banyak," sebut Ayum.
Ayum menceritakan, dahulu, jika perlu modal usaha, dianya terus pinjam ke bank keliling atau di Subang populer bernama Bank Emok. Di mana untuk dagangan esok, dia pinjem dahulu ke bank emok. Usai berjualan, baru Ayum melunasinya, dan bersambung lagi tiap hari.
Tetapi, semenjak memperoleh dana BPUM, Ayum tak pernah kembali pinjam kembali ke Bank Emok. Faedah yang lain, dana itu jadi modal usaha untuk makanan kering dan buah di warung nasi timbelnya.
"Awalannya, saya cuman jualan sedikit. Alhamdulillah, sesudah memperoleh kontribusi BPUM, warung saya jadi banyak macam berjualannya. Seperti gorengan, buah-buahan, camilan," terang Ayum.
Dianya menerangkan proses mengajukan BPUM pertamanya kali pada Agustus 2020. Dua bulan selanjutnya baru memperoleh SMS pemberitahuan dan proses pencairan di Bank BRI berjalan sehari. "Langsung masuk di rekening saya, dan tidak alami masalah benar-benar," kata Ayum.
Ayum menyampaikan terima kasih ke Kepala Dinas, terutamanya Presiden Jokowi. "Sangat-sangat menolong, hingga saya memperoleh tunjangan UMKM," bebernya.
Kecuali Ayum, ada Asep Saepudin (41 tahun) rasakan faedah dari BPUM untuk keberlangsungan upayanya. Usaha Asep ialah warung kopi dan makanan seblak
"Sesudah mandapat dana BPUM, saya dapat kembali lagi jualan kembali lagi. Semula, sepanjang wabah saya berganti-gantian berjualan dengan istri. Istri menjaga warung kopi, sedang saya turut project dan berjualan keliling," kata Asep.
Meskipun keuntungan yang didapat Asep belum seperti sebelumnya ada wabah, tetapi dianya mengucapkan syukur bisa jualan kembali lagi.
Asep menceritakan, dianya mengenali ada BPUM pada Oktober 2020 dari tetangga, RT, dan RW. Mengajukan awalnya ke RT dan RW, lalu ke kelurahan untuk diusulkan ke Dinas Koperasi di tempat.
"Sesudah dilihat ke Bank BRI, pada akhirnya Bank BRI mengonfirmasi jika nama saya betul tercatat. Saya lakukan klarifikasi. Sore harinya, dana BPUM langsung masuk di rekening saya," tutur Asep.
Asep menyampaikan terima kasih untuk seluruh pihak yang telah menolong dianya mendapatkan dana hibah itu. Khususnya, ke Presiden Jokowi.
Selanjutnya yang menerima BPUM yang lain di Subang ialah Ujang Samsudin (56 tahun) yang mempunyai usaha jualan martabak mini. "Sesudah mendapatkan dana BPUM, saya bisa kembali membuka usaha untuk jualan," kata Ujang.
Ujang menerangkan, dana yang didapatkan dipisah dua untuk modal kakak wanitanya yang jualan. "Saya kasihan ke kakak yang tidak memperoleh dana kontribusi karena NIK-nya tidak tercatat," papar Ujang.
Semenjak wabah, Ujang tak pernah kembali berjualan, persisnya saat sebelum awalnya puasa. Dianya mengenali dari sama-sama masyarakat, selanjutnya coba ajukan ke Balai Dusun di awal Oktober. Selang berapakah minggu, Ujang mendapatkan berita jika KTP/NIK-nya tercatat.
Ujang juga memberikan animo ke Dinas Koperasi dan UKM, khususnya ke Presiden Jokowi, atas kontribusi hibah pendanaan yang membuat upayanya jalan kembali lagi.
KPK usai mengecek "AIM" Pebisnis Swasta yang Diperhitungkan menyogok petinggi di Kemensos dalam masalah kurupsi dana Bantuan sosial Covid-19. Terdakwa ditahan di Rutan KPK.
.jpg)
